“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,

ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,

tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.”

(Matius 7:24-25)

Kamis, 06 Desember 2012

MENUNGGU WAKTU TUHAN (YOHANES 2:1-11)




Oleh: Niken Nababan 

Disampaikan dalam PU PMK Faperta 
UGM Yogyakarta
30 Nopember 2012


PENGERTIAN WAKTU DALAM PB
                               
1. Kronos (Yun: χρονος – chronos)                   

Kronos adalah waktu yang selalu ada untuk kita, menunjukkan jangka waktu tertentu, entah itu waktu yang singkat (Luk 4:5) atau waktu yang lama (Luk 8:27; 20:9). Kronos berhubungan dengan jam, hari, bulan, dan tahun. Dapat juga berarti: lama, selama, kapan, masa, sering. KJV: time, season, while, space,, oftentimes.

2. Kairos (Yun: καιρος – kairos)

Kairos berbicara tentang kesempatan dan momentum yang ada di waktu-waktu tertentu. Kalau waktu itu sudah lewat, tidak akan kembali lagi (Roma 5:6; Efesus 1:10). Arti dalam TB: pada waktu, saatnya, waktunya, kesempatan, masa, musim, zaman. KJV: time, season, opportunity, due time. Kairos juga berarti: suatu saat yang tepat, atau saat untuk memutuskan (Yoh 7:8).


3. Aion (Yun: αιων – aion)                     
                                                      
Kata Aion dipakai untuk menunjukkan waktu yang lama sekali; bisa mulai dengan masa sebelum dunia dijadikan (1 Kor. 2:7) dan berakhir dengan kedatangan Kristus yang kedua kali; atau juga tentang waktu kekekalan, yaitu waktu tanpa batas seperti yang tertulis dalam Matius 12:32 tentang dunia ini dan dunia yang akan datang. Dapat juga dipakai untuk mengartikan seluruh masa hidup seseorang (1 Kor. 8:13) atau suatu waktu yg tidak tentu pada masa lalu (Luk. 1:70). Terjemahan lain dalam TB: dari dahulu sampai sekarang, selama-lamanya (Mrk. 11:14), abadi, berabad-abad, dari semula, dunia sekarang (Mat 13:22), purbakala, segala zaman, zaman dahulu. KJV: for ever, the world,  evermore, age, eternal.

4. Hora (Yun: ωρα – hora)

Hora mempunyai arti: saat, waktu, selang waktu yang pendek (seper-dua belas dari waktu antara fajar dan senja, lebih kurang 60 menit), dekat larut malam (Mrk 6.35). Dalam TB: menjelang, seketika, ketika itu juga, hari, jam, saat-Nya (Yoh. 2:4), saatnya, sejam, sejenak, sesaat. KJV: hour, a certain definite time or season, the daytime (bounded by the rising and setting of the sun), a day, a twelfth part of the day-time, an hour, point of time, moment.
                                                                                                   


PENGERTIAN WAKTU DALAM PL

Orang Ibrani tidak mempunyai kata khusus untuk ‘waktu penanggalan’, walaupun mereka mempunyai cara mengukur perjalanan waktu. Tapi mereka mempunyai beberapa kata untuk waktu dan musim dalam pengertian waktu yang ditentukan, waktu yang tepat, kesempatan untuk suatu kegiatan atau tindakan tertentu. Dalam PL, kata yg paling biasa ialah  עת - ‘eth (Pkh. 3:2 – waktu, time, season)); זמן - zeman (Pkh. 3:1 – masa, time, season) mempunyai arti yang sama; מועד - mow‘ed atau  מעד - mo‘ed atau  מועדה - mow‘adah, akar katanya berarti ‘menentukan’, dan dipakai untuk masa-masa seperti bulan baru (Mzm. 104:19) dan pesta-pesta tertentu (Bil. 9:2); יום - yowm (Kej. 4:3 – waktu, day, time, year, while, when). Secara khusus semua kata ini dipakai untuk menunjuk kepada waktu-waktu yang ditentukan Allah dan kesempatan-kesempatan yang diberikan-Nya (Ul. 11:14; Mzm. 145:15).


WAKTU TUHAN
Eksposisi Yohanes 2:1-11


1 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
2  Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
3  Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
4  Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
5  Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
6  Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
7  Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
8  Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
9  Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu  —  dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya  —  ia memanggil mempelai laki-laki,
10  dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
11  Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Mereka kekurangan anggur (ayat 3)

a)     Anggur merupakan suatu minuman yang wajib disediakan di pesta perkawinan orang Yahudi. Bagi mereka, anggur melambangkan semangat dan membangkitkan rasa sukacita (Amos 9:13; Hosea 14:7) tetapi mabuk tidak diperkenankan. Anggur yang dihidangkan bukanlah jus buah anggur melainkan anggur fermentasi yang mengandung alkohol.
b)     Dalam PL anggur dihubungkan dengan pesta atau acara-acara gembira dan  acara perjanjian. Anggur juga melambangkan darah, karena merahnya perasan anggur itu (Yes 63:2).
c)     Dalam PB anggur baru (Mat 9:17) diartikan perjanjian baru atau iman baru yang tidak dapat ditempatkan dalam kerangka yang lama. Anggur juga digunakan dalam Perjamuan Tuhan pada waktu Yesus mengukuhkan perjanjian baru dalam darah-Nya (Mrk 14:24). Kemudian, anggur itu digunakan dalam Perjamuan Kudus Kristen (1 Kor 11:25).
d)     Anggur mempunyai nilai ekonomi, sosial, dan religius yang tinggi. Maka kehabisan anggur dalam suatu pesta pasti menjadi masalah yang menimbulkan rasa malu yang besar.
e)     Mereka bisa kekurangan anggur karena:
        Pesta nikah berlangsung 1 minggu (bdk. Kej 29:27; Hak 14:5).
        Mereka bukan orang kaya.

Maria berkata kepada Yesus, ‘Mereka kehabisan anggur’. Apa maksud Maria dengan kata-kata ini? 

Maria tahu siapa Yesus maka ia menghendaki supaya Yesus membuat mujijat dan menyatakan diri-Nya sebagai Mesias. Kita bandingkan dengan Yoh. 7:3-6 yang menunjukkan bahwa saudara-saudara Yesus mendesak Dia untuk menyatakan diri (sebagai Mesias), tetapi ditolak oleh Yesus karena belum waktunya.

3  Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan.
4  Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."

Jawaban Yesus kepada Maria (ayat 4)

Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.

Kata ‘ibu’ dalam ayat 4 (Yun: gunai; Inggris: woman/madame = perempuan/nyonya) berbeda dengan kata ‘ibu’ dalam ayat 3,5,12 (Yun: meter; Inggris: mother = ibu).

Sebutan gunai memang bukan sebutan yang kasar/tidak hormat (bdk. Mat 15:28 sama seperti ketika Yesus menggunakan sebutan ini terhadap perempuan Kanaan yang beriman), tetapi dengan tidak menye­but ‘ibu/mother’ Yesus menunjukkan ketidaksenangannya kepada Maria atas perkataannya itu. Yesus juga ingin memberitahukan bahwa Maria tidak mem­punyai otoritas untuk memerintah Yesus meskipun dia adalah ibu kandung Yesus. Ayat paralel yang mempunyai makna yang sama dengan frase jawaban Yesus ditulis dalam Mat 8:29,

Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Yesus tidak mau menyatakan diri sebagai Mesias, karena waktunya belum tiba  Namun Yesus selalu peduli pada manusia dan menyediakan waktu untuk menolong menurut kebutuhannya, bdk. Yoh 7:6,

Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku (kairos = kesempatan) belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu (hetoimos = siap sedia).

Dalam Rencana Allah, Yesus sedang mengerjakan suatu tugas yang dipercayakan kepada-Nya oleh Bapa, yang mana setiap bagiannya telah dirancang dengan pasti, sehingga untuk setiap tindakan ada waktu yang telah ditentukan. Yesus memikirkan waktu sekarang dan waktu kekekalan yang dibutuhkan manusia.

Yohanes menuliskan percakapan mereka dengan begitu singkat, sehingga nada atau sikap Maria, ibu Yesus, tidak begitu tampak bagi kita. Tetapi kata-kata Yesus dalam ayat 4 ini jelas menunjukkan penolakan Yesus atas permintaan Maria. Memang bukan seluruh permintaan Maria ditolak. Yesus mau melakukan mujizat dalam persoalan anggur untuk menyelesaikan masalah sang mempelai, tetapi Yesus tidak mau menyatakan diri sebagai Mesias seperti yang diharapkan oleh Maria dan saudara-saudara Yesus. 

Pada saat Tuhan membiarkan kita menunggu dan menunda pertolongan-Nya, Ia tidaklah berdiam diri, tetapi sebaliknya, Ia mengatur semua pekerjaan-Nya sedemikian rupa sehingga Ia tidak melakukan apapun kecuali pada waktu yang tepat/benar. Jika Tuhan menganggap kita sudah tidak sanggup lagi menanggung beban, Ia pasti akan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita (1 Kor. 10:13).
       
Ayat 4 ini juga menunjukkan bahwa ada saatnya kebenaran harus ditahan karena belum waktunya dikeluarkan/diberikan. Bahwa Yesus adalah Mesias, jelas merupakan suatu kebenaran, bahkan merupakan kebenaran yang begitu penting. Tetapi pada saat itu Yesus belum mau menyatakannya, karena belum waktunya. Maka dalam memberitakan kebenaran firman Tuhanpun kita harus selalu memohon hikmat Roh Kudus agar dapat menyampaikannya pada waktu yang tepat. 
Kata "saat" (Yunani, ωρα – hora) dalam frasa "saat-Ku belum tiba" penting dalam Injil Yohanes. Tujuh kali istilah hora dipakai dengan arti "pukul" atau "jam" (Yohanes 1:39; 4:6, 52,53; 11:9; dan 19:14) tetapi kata ini lebih sering dipakai bersandingan dengan kata "datang" (ερχομαι – erkhomai) untuk merujuk pada penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus, penderitaan murid-murid-Nya, atau suatu waktu di masa depan yang menandai kebangkitan dan penyembahan yang benar (Yohanes 4:21; 5:25. 28; 12:23; 13:1).

Jawaban Yesus, “saat-Ku belum tiba", adalah ayat yang kemudian menunjuk kepada salib sebagai saat tersebut (Yohanes 7:30; 8:20; 12:23). Tuhan Yesus ingin ibu-Nya mengerti bahwa hubungan sebelumnya di antara mereka (Lukas 2:5) sudah berakhir. Sang ibu tidak boleh campur tangan di dalam misi-Nya. Ayat 4 ini juga menyiratkan bahwa Tuhan Yesus "mengabaikan" hubungan jasmani, seperti yang ditulis juga dalam Matius 19:29; Markus 3:33-35; Lukas 2:49; 11:27-28; dan Yohanes 7:1-10. Ikatan kekeluargaan tidak boleh mempengaruhi pola pelayanan-Nya. Dengan tegas namun sopan, Tuhan Yesus menegur Maria, ibu-Nya.

Mengapa pada akhirnya Yesus memenuhi keinginan Maria?

Ada perubahan sikap yang ditunjukkan Maria. Maria ditegur, karena ia, sebagai ibu-Nya sendiri, mengharapkan pertolongan dari Yesus dengan harapan yang keliru, (ayat 4). Lalu, dalam ayat 5, Maria menerima teguran yang lemah lembut itu, tetapi dia masih mengharapkan pertolongan dari Yesus. Dengan kata lain, dalam ayat 3 ibu Yesus datang sebagai ibunya dan dia ditegur, sedangkan dalam ayat 5 dia datang sebagai orang percaya, dan permohonannya diterima.

Pola yang sama terlihat dalam Matius 15:21-28. Tuhan Yesus diminta melakukan sesuatu. Dia menolak, orang yang minta itupun tetap meminta, dan Tuhan Yesus mengabulkan permintaannya. Di sini, kita juga melihat bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh menghargai ketabahan dalam doa. Jika seandainya iman dari Maria kurang kuat mungkin dia akan berhenti sampai di situ atau bahkan pergi karena sakit hati atas penolakan Yesus. Akan tetapi Maria tetap sabar dalam permohonan, dan dia menyerahkan masalah ini dalam tangan Tuhan Yesus. Sikap ini memang tidak dicatat secara jelas, namun kita dapat menangkapnya secara tersirat dari sikap Maria yang tidak lagi menuntut Yesus untuk melakukan keinginannya.

Maria menyikapi teguran Tuhan Yesus  dengan bijaksana dengan mengubah sikapnya. Maria segera mengerti bahwa ia tidak dapat menyuruh Tuhan Yesus, namun dia dapat memerintahkan para pelayan untuk mentaati perintah Yesus dan para pelayan itupun mentaati Yesus tanpa bertanya atau melawan (ayat 7-8). Maria bersikap tunduk dengan memberi perintah kepada para pelayan untuk melakukan apapun yang diperintahkan Yesus. Dengan demikian Maria menunjukkan iman dan pengharapannya pada Tuhan Yesus, sedangkan para pelayanan menunjukkan sikap kepatuhan yang total. Perkataan Maria yang tercantum dalam Alkitab hanya sedikit, tetapi apa yang dicatat dalam ayat ini sungguh jelas mengarahkan kita kepada kuasa dan kemuliaan Tuhan Yesus sendiri.

Karya Yesus terlebih indah

Yesus telah mengabulkan permintaan Maria lebih dari yang diinginkan dalam hal penyelesaian masalah anggur yang habis. Pada umumnya orang tidak mampu menyediakan anggur yang baik sampai pesta berakhir, tapi Yesus membuat sang mempelai dipuji oleh pemimpin pesta karena tetap tersedia anggur yang baik sampai saat itu (ayat 9-10). Ini menunjukkan kejadian luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Penerapan untuk kita

1.   Sabar menantikan waktu Tuhan yang selalu tepat dan indah bahkan jauh melampaui pikiran dan harapan kita, sebab Tuhan mengerti dan penuh belas kasihan kepada kita.
2.     Rendah hati dalam meminta, tidak bersikap menuntut tetapi menyerah pada kehendak-Nya.
3.     Mengerjakan apa yang harus dikerjakan sesuai dengan tanggung jawab kita.
4.     Setia dan tekun dalam doa dan permohonan,
Ef 6:18b  .. “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” ...



2 komentar:

  1. Terima kasih atas tulisannya, ayo kita teytap semangat dalam pelayanan ............Soli Deo Gloria.

    BalasHapus
  2. Shalom Bp. Hendri Yunus Pinem.

    Puji Tuhan. Sungguh senang jika tulisan saya menjadi berkat bagi pembacanya. Kiranya Tuhan sendiri yang memberikan kekuatan kepada saya untuk tetap semangat dalam pelayanan.

    Salam hangat.

    BalasHapus