“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,

ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,

tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.”

(Matius 7:24-25)

Senin, 12 Maret 2018

MENYIKAPI GOSIP


MENYIKAPI  GOSIP
Bila fakta tidak sama dengan apa yang dipikirkan, dan apa yang dipikirkan tidak sama dengan apa yang dikatakan, hasil akhirnya adalah: berita yang disampaikan tidak sama dengan fakta dan berita yang tersebar cenderung akan semakin jauh dari fakta bahkan bertentangan dengan fakta. Akhirnya berita itu mengarah kepada gosip dan dapat menjurus kepada fitnah. Jika ini bisa dirumuskan secara matematika, maka gambarannya adalah a x b = xy, yang seharusnya hasilnya adalah ab, sangat jauh sekali melencengnya. Mungkin kita tertawa karena menganggapnya lucu. Ataukah kita merasa prihatin? Nah, ini tentu lebih baik dari pada menertawakan. Setidaknya kita tahu bahwa kejadian itu tidaklah baik. Namun yang paling baik adalah jika kita mengoreksi diri sendiri, jangan-jangan kita juga sering menjadi pelaku gosip.
Lalu apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari menjadi pelaku gosip? Setidaknya kita dapat belajar dan mengembangkan hal-hal berikut:
1.    Lebih banyak mendengar dari pada berbicara dan baru berbicara setelah mendengar.
2.    Konfirmasikan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan jika kita menemukan hal-hal yang menurut kita salah, bukan membicarakannya dengan orang lain kecuali orang yang tepat dan berwenang untuk membantu menyelesaikan masalah.
3.    Biasakan bicara sesuai fakta yang dilihat bukan yang dikembangkan pikiran sendiri.
4.    Pikirkan dengan matang seberapa perlu hal itu dibicarakan dengan orang lain dan pertimbangkan berbagai akibat yang mungkin timbul, jangan-jangan malah menjadi bumerang bagi diri sendiri.
5.    Munculkan kesadaran bahwa ketentraman dalam sebuah komunitas harus dimulai dari diri sendiri dengan menjaga perkataan serta perbuatan.

Firman Tuhan dalam Roma 12:18 tertulis, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Menciptakan perdamaian tidaklah mudah namun kita bisa mengembangkannya mulai dari hal kecil. Menjaga lidah kita adalah permulaan yang baik yang kemudian diikuti dengan menjaga sikap.
Kiranya tulisan ini memotivasi kita untuk terus-menerus mengoreksi dan memperbarui diri agar semakin hari diubahkan menjadi pribadi yang semakin serupa dengan Kristus di dalam segala kelemahan dan keterbatasan kita. Tuhan memberkati pekerjaan dan pelayanan kita dari hari ke hari di dalam kasih-Nya. Amin.