KEBUTUHAN AKAN DASAR-DASAR PENGAJARAN KRISTEN
Orang Kristen dituntut untuk menguasai sebanyak mungkin bidang
pengetahuan secara intensif dan ekstensif, namun yang terutama harus selalu
diingat adalah ayat Alkitab: “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat”. Jika
Tuhan menjadi dasar dan sumber pendidikan, seharusnya orang Kristen akan bergairah,
penuh semangat dan bersukacita dalam menjalani pendidikan. Namun faktanya pendidikan
sering dirasakan sebagai sesuatu yang membosankan dan melelahkan.
Sebagai contoh pengajaran di kelas Sekolah Minggu. Apakah anak-anak
dapat mengalami petualangan yang hebat bersama Tuhan selama pengajaran
berlangsung di kelas? Seringkali kita mendapati bahwa anak-anak justru merasa
gembira karena lepas dari sesi-sesi yang menjemukan dan membosankan. Jika
demikian halnya maka pengajaran tersebut berada di bawah standar pengajaran Kristen.
Keadaan semacam itu bisa terjadi karena hal-hal yang diuraikan dalam pembahasan
berikut ini.
1. Rutinitas Sebagai Ganti Hidup
Sesi-sesi dalam kelas tidak lagi menggetarkan hidup karena berlangsung
sebagai sebuah rutinitas. Guru telah mempersiapkan diri dengan baik, lalu
mengajarkan teori-teori Alkitab namun tidak menyentuh jiwa para murid karena
tidak membumi. Para pengajar memiliki keterbebanan yang besar, memiliki kabar
baik kemuliaan Allah namun tidak dapat menyampaikan kabar baik itu kepada orang
lain.
Rutinitas selalu memiliki pengaruh yang mematikan termasuk rutinitas
dalam mempelajari Alkitab. Kita sibuk menggunakan berbagai cara menurut akal
kita tapi kita melupakan cara Allah padahal cara-cara Allah lebih mulia dan
lebih baik dari pada cara-cara kita. Hal itulah yang membuat kita gagal dan
pengajaran menjadi membosankan dan melelahkan.
2. Pemakaian Sistem-sistem Pendidikan Buatan
Manusia
Alasan mengapa pengajaran Injil kita kurang bersemangat, kurang
berkuasa dan kurang nyata adalah karena kita telah merasa puas hanya memakai sistem-sistem
pendidikan buatan manusia, dan bukannya mencari sistem yang berasal dari Allah.
Falsafah dari pemikiran manusia tidak akan pernah memuaskan karena hanya akan
sampai sebatas menjawab pertanyaan dan berdiskusi, namun tidak akan bisa
membuat perubahan kehidupan secara signifikan. Hanya falsafah dari Firman Allah
yang mampu memasuki setiap bidang kehidupan dan membuat perubahan.
3. Pengajaran yang Hanya Merupakan Khotbah
Jelek dari Orang Awam
Apakah beda antara khotbah dan pengajaran? Pengajaran bertujuan untuk
mengetahui dan mengerti (mengajar orang), sedangkan berkhotbah adalah
menyampaikan atau memberitakan kabar baik (memberitakan firman). Ada perbedaan
penekanan pada dua hal tersebut.
4. Kurangnya Kepemimpinan Kaum Injili yang
Dewasa
Gereja seharusnya menghasilkan pemimpin-pemimpin yang kritis pada
setiap bidang kehidupan. Bila potensi dari semua orang Kristen dikembangkan
maka Gereja akan mampu menghasilkan pemimpin dewasa yang siap memberikan
kontribusi dalam setiap bagian yang dibutuhkan. Pemimpin dewasa yang dimaksud
adalah pemimpin dimana pengetahuan tentang Alkitab dan kedalaman rohani
berjalan bersama-sama.
IMPLIKASI
Untuk memperbaiki Pendidikan Kristen kita perlu memikirkan ulang makna
pengajaran. Kita terlalu sering menganggap pengajaran hanya sebagai
pemberitahuan. Banyak pengajaran Alkitab masa kini kurang memiliki adanya
saling hubungan antara kebutuhan anak didik dengan Firman Allah yang hidup dan
berkuasa.
KELUARGA
Para orangtua diperintahkan untuk mengajarkan Alkitab pada anak-anak.
Namun dalam praktiknya mereka memberlakukan rutinitas. Para orangtua kuatir
membayangkan anaknya kelaparan namun mereka tidak kuatir bila anaknya lapar
akan kebenaran Alkitab. Firman Tuhan telah terpisah dari kehidupan. Rancanglah
sebuah rencana mengenai hubungan dengan kehidupan pengajaran Alkitab bagi
kehidupan keluarga Anda.
GEREJA
Selidiki kelas Sekolah Minggu Anda dan catatlah adakah hubungan atau
kurang ada saling hubungan antara isi Alkitab dengan kebutuhan-kebutuhan
anak-anak didik. Buatlah catatan mengenai perhatian, minat dan
persoalan-persoalan mereka yang dapat dikaitkan secara lebih baik dengan Firman
Allah.
SEKOLAH
Gambarkan sebuah contoh bagaimana kita dapat mengaitkan disiplin
akademik yang sedang Anda pelajari dengan kebutuhan-kebutuhan Anda dan atau
kebutuhan-kebutuhan dunia ini.
ARTIKEL INI ADALAH RESUME DARI BUKU:
Judul: Education that is Christian, Proses
Belajar Mengajar Kristiani dan Kurikulum yang Alkitabiah
Bab: I
Penulis: Lois E. Lebar
Penerbit: Penerbit Gandum Mas, Jakarta, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar