KELAHIRAN KRISTUS MEMBAWA PERUBAHAN
HIDUP
Oleh: Niken
Nababan
(Ditulis untuk halaman FOKUS dalam
Buletin PMKT UGM Edisi Desember 2012)
Kelahiran
Yesus Kristus di muka bumi adalah wujud kasih-Nya yang tidak dapat diukur oleh
apapun. Kelahiran-Nya
merupakan kesukacitaan besar bagi umat Kristen karena Dia yang membebaskan manusia
dari belenggu dosa. Yesus
membawa perubahan besar karena jati diri-Nya dan cara-Nya dalam menyentuh hidup
manusia. Yesus yang adalah Tuhan menyetarakan Diri-Nya dengan manusia untuk menyelamatkan
kita, dan rela menjadi miskin untuk menjadikan kita kaya. Kelahiran-Nya di
kandang domba yang hina dan kotor tidak mempengaruhi status keAllahan-Nya,
sebaliknya Dia membawa pengaruh besar bagi dunia.
Apakah
fakta tersebut benar-benar telah kita pahami ataukah hanya sebatas
pengetahuan yang telah diajarkan turun-temurun? Nampaknya kita perlu memperhatikan
seruan Soren Kierkegaard (1813-1855), seorang pendeta Lutheran dari Denmark, “Yang
aku pikirkan bukanlah apa yang harus aku ketahui, melainkan apa yang harus aku
lakukan.” Jika kehadiran-Nya telah menggoncangkan kekuasaan Kaisar Romawi, mengubah
pola pikir para pemimpin agama, dan membongkar tradisi bangsa Yahudi yang
sangat ketat, tentulah Kristus juga akan mengubahkan hidup kita. Dapatkah
perubahan itu datang dengan sendirinya? Tentu saja tidak. Lalu apa yang harus
kita lakukan dalam menyambut kelahiran-Nya?
“Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan, ...” (Fil. 2:5-6). Ayat
ini ditulis Paulus dalam bentuk kalimat perintah, bukan sebuah saran. Kata
“pikiran” (Yun. phroneo) dalam bahasa
aslinya bisa berarti “pendirian” atau “sikap”. Di sini kita melihat suatu iman di mana Paulus membawa
seluruh kehidupannya masuk ke dalam kehidupan Kristus. Segala hal yang
ditunjukkan Yesus menjadi sangat penting bagi kita karena kita harus
meneladani-Nya. Hidup kita
adalah hasil dari pikiran dan perasaan kita, yang seharusnya merupakan hasil
dari pengenalan kita akan Kristus. Iman kepada Kristus akan membawa kita kepada
pikiran dan perasaan yang benar dan menjadikan hidup kita benar.
Kita perlu
lebih dari sekedar membuat Yesus hidup di dalam diri kita. Kita harus
mengadopsi pikiran Kristus melalui doa dan mempraktikkan disiplin rohani yang
dicontohkan-Nya. Kita beralih dari berfokus kepada “aku” menuju berfokus kepada
Kristus yang akan mengubah kehidupan kita dari hidup yang sia-sia menuju hidup
yang diberkati. Dari manusia biasa saja menjadi manusia luar biasa. Jika
Kristus ada dalam hati kita, memenuhi hidup kita, dan kita lakukan apa yang
diajarkan-Nya, maka kita akan diubahkan menjadi seperti Dia dan dapat melakukan
perkara yang besar bersama Dia.
Natal bukan sekedar untuk dirayakan atau diperingati. Natal seharusnya menjadi momen setiap hari untuk memperteguh iman kita kepada Yesus agar kita diubahkan menjadi serupa dengan Kristus. Mari kita jadikan Natal untuk berubah menjadi semakin dewasa rohani, semakin mengasihi, semakin melayani, dan semakin menjadi berkat bagi sesama.
Natal bukan sekedar untuk dirayakan atau diperingati. Natal seharusnya menjadi momen setiap hari untuk memperteguh iman kita kepada Yesus agar kita diubahkan menjadi serupa dengan Kristus. Mari kita jadikan Natal untuk berubah menjadi semakin dewasa rohani, semakin mengasihi, semakin melayani, dan semakin menjadi berkat bagi sesama.
Tuhan
memberkati kita. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar