Oleh: Niken Nababan
Disampaikan dalam PU PMK Faperta
UGM Yogyakarta
30 Nopember 2012
PENGERTIAN WAKTU DALAM PB
1. Kronos (Yun: χρονος
– chronos)
2. Kairos (Yun: καιρος – kairos)
Kairos
berbicara tentang kesempatan dan momentum yang ada di waktu-waktu tertentu.
Kalau waktu itu sudah lewat, tidak akan kembali lagi (Roma 5:6; Efesus 1:10). Arti
dalam TB: pada
waktu, saatnya, waktunya, kesempatan, masa, musim, zaman. KJV: time, season, opportunity, due time. Kairos juga
berarti: suatu saat yang tepat, atau saat untuk memutuskan (Yoh 7:8).
3. Aion (Yun: αιων – aion)
Kata Aion
dipakai untuk menunjukkan waktu yang lama sekali; bisa mulai dengan masa
sebelum dunia dijadikan (1 Kor. 2:7) dan berakhir dengan kedatangan Kristus
yang kedua kali; atau juga tentang waktu kekekalan, yaitu waktu tanpa batas
seperti yang tertulis dalam Matius 12:32 tentang dunia ini dan dunia yang akan
datang. Dapat
juga dipakai untuk mengartikan seluruh masa hidup seseorang (1 Kor. 8:13) atau
suatu waktu yg tidak tentu pada masa lalu (Luk. 1:70). Terjemahan lain dalam
TB: dari dahulu sampai sekarang, selama-lamanya (Mrk. 11:14), abadi,
berabad-abad, dari semula, dunia sekarang (Mat 13:22), purbakala, segala zaman,
zaman dahulu. KJV: for ever, the world, evermore, age, eternal.
4. Hora (Yun: ωρα – hora)
Hora mempunyai arti: saat, waktu,
selang waktu yang pendek (seper-dua belas dari waktu antara fajar dan senja,
lebih kurang 60 menit), dekat larut malam (Mrk 6.35). Dalam TB: menjelang,
seketika, ketika itu juga, hari, jam, saat-Nya (Yoh. 2:4), saatnya, sejam,
sejenak, sesaat. KJV: hour, a certain
definite time or season, the daytime (bounded by the rising and setting of the
sun), a day, a twelfth part of the day-time, an hour, point of time, moment.
PENGERTIAN WAKTU DALAM PL
Orang Ibrani tidak mempunyai kata
khusus untuk ‘waktu penanggalan’, walaupun mereka mempunyai cara mengukur
perjalanan waktu. Tapi mereka mempunyai beberapa kata untuk waktu dan musim
dalam pengertian waktu yang ditentukan, waktu yang tepat, kesempatan untuk
suatu kegiatan atau tindakan tertentu. Dalam PL, kata yg paling biasa ialah עת
- ‘eth (Pkh. 3:2 – waktu, time, season));
זמן -
zeman (Pkh. 3:1 – masa, time, season)
mempunyai arti yang sama; מועד - mow‘ed atau מעד
- mo‘ed atau מועדה
- mow‘adah, akar katanya berarti ‘menentukan’, dan dipakai untuk masa-masa
seperti bulan baru (Mzm. 104:19) dan pesta-pesta tertentu (Bil. 9:2); יום - yowm (Kej. 4:3
– waktu, day, time, year, while, when). Secara
khusus semua kata ini dipakai untuk menunjuk kepada waktu-waktu yang ditentukan
Allah dan kesempatan-kesempatan yang diberikan-Nya (Ul. 11:14; Mzm. 145:15).
WAKTU TUHAN
Eksposisi Yohanes 2:1-11
2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke
perkawinan itu.
3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus
berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau
dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada
pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan
untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga
buyung.
7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu:
"Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun
mengisinya sampai penuh.
8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang
cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang
telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya,
tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia
memanggil mempelai laki-laki,
10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang
menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah
yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai
sekarang."
11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea,
sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan
kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Mereka
kekurangan anggur (ayat 3)
a)
Anggur merupakan suatu minuman yang wajib
disediakan di pesta perkawinan orang Yahudi. Bagi mereka, anggur melambangkan semangat
dan membangkitkan rasa sukacita (Amos 9:13; Hosea 14:7) tetapi mabuk tidak
diperkenankan. Anggur yang dihidangkan bukanlah jus buah anggur melainkan anggur
fermentasi yang mengandung alkohol.
b)
Dalam PL anggur dihubungkan dengan
pesta atau acara-acara gembira dan acara
perjanjian. Anggur juga melambangkan darah, karena merahnya perasan anggur itu
(Yes 63:2).
c) Dalam
PB anggur baru (Mat 9:17) diartikan perjanjian baru atau iman baru yang tidak
dapat ditempatkan dalam kerangka yang lama. Anggur juga digunakan dalam
Perjamuan Tuhan pada waktu Yesus mengukuhkan perjanjian baru dalam darah-Nya
(Mrk 14:24). Kemudian, anggur itu digunakan dalam Perjamuan Kudus Kristen (1
Kor 11:25).
d) Anggur
mempunyai nilai ekonomi, sosial, dan religius yang tinggi. Maka kehabisan
anggur dalam suatu pesta pasti menjadi masalah yang menimbulkan rasa malu yang
besar.
e) Mereka
bisa kekurangan anggur karena:
Pesta
nikah berlangsung 1 minggu (bdk. Kej 29:27; Hak 14:5).
Mereka
bukan orang kaya.
Maria berkata kepada Yesus, ‘Mereka
kehabisan anggur’. Apa maksud Maria dengan kata-kata ini?
Maria tahu
siapa Yesus maka ia menghendaki supaya Yesus membuat mujijat dan menyatakan
diri-Nya sebagai Mesias. Kita bandingkan dengan Yoh. 7:3-6 yang
menunjukkan bahwa saudara-saudara Yesus mendesak Dia untuk menyatakan diri
(sebagai Mesias), tetapi ditolak oleh Yesus karena belum waktunya.
3 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya:
"Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau
lakukan.
4 Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di
tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat
hal-hal yang demikian, tampakkanlah
diri-Mu kepada dunia."
Jawaban Yesus kepada Maria (ayat 4)
Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum
tiba.
Kata ‘ibu’ dalam ayat 4 (Yun: gunai; Inggris: woman/madame = perempuan/nyonya) berbeda dengan kata ‘ibu’ dalam ayat 3,5,12 (Yun: meter; Inggris: mother = ibu).
Sebutan gunai memang bukan sebutan yang kasar/tidak hormat (bdk. Mat 15:28
sama seperti ketika Yesus menggunakan sebutan ini terhadap perempuan Kanaan
yang beriman), tetapi dengan tidak menyebut ‘ibu/mother’ Yesus menunjukkan ketidaksenangannya
kepada Maria atas perkataannya itu. Yesus juga ingin memberitahukan bahwa Maria
tidak mempunyai otoritas untuk memerintah Yesus meskipun dia adalah ibu
kandung Yesus. Ayat paralel yang mempunyai makna yang sama dengan frase jawaban
Yesus ditulis dalam Mat 8:29,
Dan mereka itupun berteriak, katanya:
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai
Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
Yesus tidak mau menyatakan diri sebagai
Mesias, karena waktunya belum tiba Namun
Yesus selalu peduli pada manusia dan menyediakan waktu untuk menolong menurut
kebutuhannya, bdk. Yoh 7:6,
Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku (kairos = kesempatan) belum
tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu (hetoimos
= siap sedia).
Dalam Rencana Allah, Yesus sedang mengerjakan suatu tugas yang
dipercayakan kepada-Nya oleh Bapa, yang mana setiap bagiannya telah dirancang
dengan pasti, sehingga untuk setiap tindakan ada waktu yang telah ditentukan. Yesus
memikirkan waktu sekarang dan waktu kekekalan yang dibutuhkan manusia.
Yohanes menuliskan percakapan mereka
dengan begitu singkat, sehingga nada atau sikap Maria, ibu Yesus, tidak begitu
tampak bagi kita. Tetapi kata-kata Yesus dalam ayat 4 ini
jelas menunjukkan penolakan Yesus atas permintaan Maria. Memang bukan seluruh
permintaan Maria ditolak. Yesus mau melakukan mujizat dalam persoalan anggur
untuk menyelesaikan masalah sang mempelai, tetapi Yesus tidak mau menyatakan
diri sebagai Mesias seperti yang diharapkan oleh Maria dan saudara-saudara
Yesus.
Pada saat Tuhan membiarkan kita menunggu dan menunda pertolongan-Nya, Ia tidaklah berdiam diri, tetapi sebaliknya, Ia mengatur semua pekerjaan-Nya sedemikian rupa sehingga Ia tidak melakukan apapun kecuali pada waktu yang tepat/benar. Jika Tuhan menganggap kita sudah tidak sanggup lagi menanggung beban, Ia pasti akan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita (1 Kor. 10:13).
Pada saat Tuhan membiarkan kita menunggu dan menunda pertolongan-Nya, Ia tidaklah berdiam diri, tetapi sebaliknya, Ia mengatur semua pekerjaan-Nya sedemikian rupa sehingga Ia tidak melakukan apapun kecuali pada waktu yang tepat/benar. Jika Tuhan menganggap kita sudah tidak sanggup lagi menanggung beban, Ia pasti akan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita (1 Kor. 10:13).
Ayat 4 ini juga menunjukkan bahwa ada
saatnya kebenaran harus ditahan karena belum waktunya dikeluarkan/diberikan.
Bahwa Yesus adalah Mesias, jelas merupakan suatu kebenaran, bahkan merupakan
kebenaran yang begitu penting. Tetapi pada saat itu Yesus belum mau
menyatakannya, karena belum waktunya. Maka dalam memberitakan kebenaran firman
Tuhanpun kita harus selalu memohon hikmat Roh Kudus agar dapat menyampaikannya
pada waktu yang tepat.
Kata "saat" (Yunani, ωρα – hora)
dalam frasa "saat-Ku belum tiba" penting dalam Injil Yohanes.
Tujuh kali istilah hora dipakai dengan arti "pukul"
atau "jam" (Yohanes 1:39; 4:6, 52,53; 11:9; dan 19:14) tetapi
kata ini lebih sering dipakai bersandingan dengan kata "datang"
(ερχομαι –
erkhomai) untuk merujuk pada penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus,
penderitaan murid-murid-Nya, atau suatu waktu di masa depan yang menandai
kebangkitan dan penyembahan yang benar (Yohanes 4:21; 5:25. 28; 12:23; 13:1).
Jawaban Yesus, “saat-Ku belum tiba", adalah
ayat yang kemudian menunjuk kepada salib sebagai saat tersebut (Yohanes 7:30;
8:20; 12:23). Tuhan Yesus ingin ibu-Nya mengerti bahwa hubungan sebelumnya di
antara mereka (Lukas 2:5) sudah berakhir. Sang ibu tidak boleh campur tangan di
dalam misi-Nya. Ayat 4 ini juga menyiratkan bahwa Tuhan Yesus
"mengabaikan" hubungan jasmani, seperti yang ditulis juga dalam
Matius 19:29; Markus 3:33-35; Lukas 2:49; 11:27-28; dan Yohanes 7:1-10. Ikatan
kekeluargaan tidak boleh mempengaruhi pola pelayanan-Nya. Dengan tegas namun
sopan, Tuhan Yesus menegur Maria, ibu-Nya.
Mengapa
pada akhirnya Yesus memenuhi keinginan Maria?
Ada perubahan sikap yang ditunjukkan
Maria. Maria ditegur, karena ia, sebagai ibu-Nya sendiri, mengharapkan
pertolongan dari Yesus dengan harapan yang keliru, (ayat 4). Lalu, dalam ayat
5, Maria menerima teguran yang lemah lembut itu, tetapi dia masih mengharapkan
pertolongan dari Yesus. Dengan kata lain, dalam ayat 3 ibu Yesus datang sebagai
ibunya dan dia ditegur, sedangkan dalam ayat 5 dia datang sebagai orang
percaya, dan permohonannya diterima.
Pola yang sama terlihat dalam Matius
15:21-28. Tuhan Yesus diminta melakukan sesuatu. Dia menolak, orang yang minta itupun
tetap meminta, dan Tuhan Yesus mengabulkan permintaannya. Di sini, kita juga
melihat bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh menghargai ketabahan dalam doa. Jika
seandainya iman dari Maria kurang kuat mungkin dia akan berhenti sampai di situ
atau bahkan pergi karena sakit hati atas penolakan Yesus. Akan tetapi Maria
tetap sabar dalam permohonan, dan dia menyerahkan masalah ini dalam tangan
Tuhan Yesus. Sikap ini memang tidak dicatat secara jelas, namun kita dapat menangkapnya
secara tersirat dari sikap Maria yang tidak lagi menuntut Yesus untuk melakukan
keinginannya.
Maria menyikapi teguran Tuhan Yesus dengan bijaksana dengan mengubah sikapnya.
Maria segera mengerti bahwa ia tidak dapat menyuruh Tuhan Yesus, namun dia
dapat memerintahkan para pelayan untuk mentaati perintah Yesus dan para pelayan
itupun mentaati Yesus tanpa bertanya atau melawan (ayat 7-8). Maria bersikap
tunduk dengan memberi perintah kepada para pelayan untuk melakukan apapun yang
diperintahkan Yesus. Dengan demikian Maria menunjukkan iman dan pengharapannya
pada Tuhan Yesus, sedangkan para pelayanan menunjukkan sikap kepatuhan yang
total. Perkataan Maria yang tercantum dalam Alkitab hanya sedikit, tetapi apa
yang dicatat dalam ayat ini sungguh jelas mengarahkan kita kepada kuasa dan
kemuliaan Tuhan Yesus sendiri.
Karya
Yesus terlebih indah
Yesus telah mengabulkan permintaan
Maria lebih dari yang diinginkan dalam hal penyelesaian masalah anggur yang
habis. Pada umumnya orang tidak mampu menyediakan anggur yang baik sampai pesta
berakhir, tapi Yesus membuat sang mempelai dipuji oleh pemimpin pesta karena
tetap tersedia anggur yang baik sampai saat itu (ayat 9-10). Ini menunjukkan
kejadian luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Penerapan
untuk kita
1.
Sabar menantikan waktu Tuhan yang
selalu tepat dan indah bahkan jauh melampaui pikiran dan harapan kita, sebab Tuhan mengerti dan penuh belas kasihan kepada kita.
2.
Rendah hati dalam meminta, tidak
bersikap menuntut tetapi menyerah pada kehendak-Nya.
3.
Mengerjakan apa yang harus dikerjakan
sesuai dengan tanggung jawab kita.
4.
Setia dan tekun dalam doa dan
permohonan,
Ef
6:18b .. “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam
doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” ...
Terima kasih atas tulisannya, ayo kita teytap semangat dalam pelayanan ............Soli Deo Gloria.
BalasHapusShalom Bp. Hendri Yunus Pinem.
BalasHapusPuji Tuhan. Sungguh senang jika tulisan saya menjadi berkat bagi pembacanya. Kiranya Tuhan sendiri yang memberikan kekuatan kepada saya untuk tetap semangat dalam pelayanan.
Salam hangat.