KUALITAS HIDUP PEMIMPIN
(Oleh: Niken Nababan dalam Week End PKTB/CPKTB PMKT)
Umat Tuhan
membutuhkan pemimpin yang berkualitas gembala seperti yang ada pada diri
Kristus (lihat Yohanes 10:1-5). Jika pemimpin Kristen tidak berkualitas, maka
tidak memiliki cukup kesanggupan untuk bertahan melawan kekuatan si jahat.
Banyak tantangan dari dalam maupun dari luar yang dapat menggoyahkan iman
setiap orang Kristen jika kita tidak memiliki kualitas yang cukup memadai. Memiliki
ketrampilan dan pengetahuan yang berlebihan tidak ada artinya jika kurang dalam
hikmat dan kearifan. Jangan sampai kita menjadi pemimpin yang tampil
seperti “si buta yang memimpin orang buta”, atau membiarkan persekutuan kita
bagaikan “kawanan domba tanpa gembala yang baik”.
Terdapat tiga pandangan
mengenai asal mula pemimpin.
1. Pemimpin itu dilahirkan.
2. Pemimpin itu dibentuk.
3. Pemimpin itu terbentuk oleh situasi dan kondisi khusus
yang menekan.
Pemimpin
yang efektif adalah orang yang bersedia diajar dan dilatih Tuhan melalui berbagai
proses kehidupan maupun pembelajaran.
Kualifikasi Pemimpin
Ada empat faktor yang
menentukan kualitas seorang pemimpin, yaitu:
1. VISI (vission)
“Bila tidak ada wahyu,
menjadi liarlah rakyat,” (Amsal 29:18).
Visi adalah tujuan,
sasaran, goal, arah, wahyu, mimpi yang hendak dicapai.
John
Stott mengatakan bahwa visi adalah suatu ihwal melihat, mendapat persepsi
tentang sesuatu yang imajinatif, yang memadu pemahaman yang mendasar tentang
situasi masa kini dengan pandangan yang menjangkau jauh ke depan.
Musa merupakan salah satu pemimpin besar yang mengerti benar mengenai visi. Ia berjuang keras memimpin bangsanya melawan penindasan Mesir, mengarungi padang gurun selama puluhan tahun, karena ia mendapat visi yang jelas tentang “Tanah Perjanjian”.
2. PENGETAHUAN
& KETRAMPILAN (knowledge-skill)
Visi harus dibarengi
dengan pengetahuan yang cukup dan ketrampilan. Tidak cukup bagi Musa untuk memimpikan suatu negeri
yang berlimpah-limpah madu dan susunya. Ia berusaha mewujudkannya. Ia
menghimpun, menyatukan dan mengatur orang Israel menjadi suatu bangsa. Ia
menggunakan pengetahuan yang didapatnya selama pendidikan di Mesir dan
pengalaman bersama Tuhan untuk memimpin mereka melintasi gurun yang penuh
bahaya dan kesukaran sebelum akhirnya mencapai tanah Kanaan.
3. KOMITMEN (Commitment)
Memegang teguh komitmen yang sudah
diambil merupakan salah satu kualitas
kepemimpinan yang utama. Musa
lagi-lagi merupakan teladan orang yang sangat teguh memegang komitmennya. Sikap
penuh kesungguhan menjaga komitmen ini menjadikan Musa pemimpin yang bertanggung
jawab, tekun, taat dan tabah. (bnd. Wahyu 2:10). Berkali-kali dalam
hidupnya bangsa Israel “menggerutu” terhadap kepemimpinannya dan menentang
wibawanya. Akan tetapi Musa tidak menyerah. Ia tidak lupa akan panggilan Allah
kepadanya untuk memimpin bangsa itu. Ia bertanggung jawab melakukan perintah
Tuhan untuk membawa bangsa itu keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan.
4. KARAKTER (Christlike
character)
Pengertian
Karakter
“Karakter” diartikan sebagai: kekuatan moral
atau etika; tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan; akhlak; ataupun budi pekerti. Merujuk
kepada definisi tentang karakter di atas, maka sesungguhnya karakter lebih
kepada elemen-elemen di dalam pribadi seorang pemimpin. Ketika seorang
menghendaki untuk menjadi pemimpin yang berkualitas, ia harus bertumbuh secara
karakter.
Kepemimpinan Kristen merupakan kepemimpinan yang
berpusatkan Kristus. Tidak ada
seorang manusiapun di muka bumi ini yang akan mampu menjadi pemimpin Kristen
yang handal bila ia tidak lebih dulu berjumpa secara pribadi dengan Yesus dan
menjadi ciptaan baru (II Korintus 5:17).
Lynn
E. Samaan dan Dunnam, pakar kepemimpinan mengatakan, “Pemimpin Kristen menerima
kehidupan Kristus dengan iman dan menerapkannya dalam komitmen, disiplin dan
perilaku/perbuatan, dimana kehidupannya setiap waktu mengungkapkan Kristus yang
hidup di dalamnya sebagai kesaksian kepada dunia.”
Tujuan utama pengembangan karakter adalah kualitas hidup rohani yang berpusatkan Kristus. Kualitas hidup ini dipengaruhi oleh pekerjaan Roh Kudus dalam semua aspek dan peristiwa hidup serta respon atau komitmen (sikap) terhadap peristiwa serta pengalaman hidup tersebut. Buah Roh akan makin terpancar dalam kehidupan sementara buah daging makin terkikis. (Gal. 5:22-23)
Salah satu karakter pemimpin
Kristen yang diinginkan Yesus terlihat dalam firman-Nya,
“Kamu
tahu bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Karena Anak Manusia juga
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. (Markus 10:42-45)
Panggilan kita adalah
untuk melayani bukan untuk dilayani dan menguasai. Pemimpin KTB harus
melayani dan memperhatikan kebutuhan anggotanya. Memberi waktu, tenaga, dan
mungkin juga uang pada mereka, sehingga anggota juga bersemangat melakukan hal
yang sama. Seperti Yesus yang mencukupi dan memperhatikan murid-murid-Nya. Pemimpin
Kristen bukanlah pemimpin-penguasa, melainkan pemimpin-hamba (Servant Leader).
Otoritas memimpin dilakukan bukan dengan kekuasaan melainkan kasih, bukan
kekerasan melainkan teladan, bukan paksaan melainkan persuasif.
Karakter
penting lain yang harus dibangun seorang pemimpin adalah menjadi “pribadi
yang berintegritas”. Elemen-elemen
tersebut akan terlihat dalam perilaku pemimpin, baik waktu dia ada bersama
orang lain maupun ketika dia sedang sendirian. Dengan kata lain, karakter
terungkap melalui apa yang kita lakukan sebagai pemimpin pada saat orang lain
tidak melihat kita. Juga karakter tampak dalam interaksi sosial kita sebagai
pemimpin, di mana kita melakukan hal yang benar kepada orang lain. Pemimpin
yang berkualitas harus membangun integritas ini menjadi “life style” atau gaya
hidup sehari-hari.
Pentingnya Membangun Karakter
Kristus
Tujuan terbesar dari setiap
pemimpin Kristen yang ingin dipakai oleh Allah dalam posisi kepemimpinan yang
berkualitas, adalah berjuang untuk
menjadi seperti Yesus Kristus. Allah akan tetap bekerja dengan kita hingga
kita sampai ke tempat di mana kita berperilaku sama dengan perilaku Yesus dalam
setiap keadaan hidup, hingga kita menghasilkan buah Roh yang sama dengan
buah Roh yang Yesus nyatakan.
Menurut Alkitab, Allah adalah
Sang Penjunan dan kita adalah tanah liat. Allah terus membentuk dan
membentuk kita, terus mengikis sikap kita yang buruk dan pola pikir yang salah,
membentuk kita berangsur-angsur sampai kita menjadi sama dengan gambar-Nya dan
semakin bertambah dalam kemuliaan-Nya. (Yer 18:4)
Seburuk
apapun karakter kita, semua bisa diubahkan jika kita mau membiarkan diri kita
dibentuk oleh Sang Penjunan.
Karakter ilahi sangatlah penting dalam dunia di mana kita sebagai pemimpin hidup saat ini karena ternyata ada lebih banyak kualitas iblis dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan kualitas karakter ilahi. Kita harus pergi dan menjadi terang di tempat gelap. Untuk menjadi terang, kita harus menjadi orang yang memiliki karakter Kristus.
Pemimpin yang Menjadi
Teladan
Pemimpin Kristen harus terus
berjuang dan bertumbuh untuk bisa memiliki kualitas seperti yang diinginkan
Yesus agar ia bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Salah satu peranan
utama dari seorang pemimpin adalah menunjukkan teladan yang baik dan
kemudian melatih orang lain untuk mengikutinya. Paulus adalah seorang
pemimpin besar dari gereja Tuhan di abad pertama. Dalam kitab 1 Korintus
11:1 ia menulis, “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi
pengikut Kristus.” Ia berhasil memultiplikasikan kepemimpinannya
dengan mencetak pemimpin-pemimpin baru yang handal. Ia berhasil mendidik
Timotius menjadi pemimpin dan gembala yang handal. Timotius pun kemudian
menghasilkan pemimpin-pemimpin baru di dalam gereja yang digembalakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar