MENYIKAPI
GOSIP
Bila fakta tidak sama dengan apa yang dipikirkan, dan apa
yang dipikirkan tidak sama dengan apa yang dikatakan, hasil akhirnya adalah:
berita yang disampaikan tidak sama dengan fakta dan berita yang tersebar cenderung
akan semakin jauh dari fakta bahkan bertentangan dengan fakta. Akhirnya berita itu
mengarah kepada gosip dan dapat menjurus kepada fitnah. Jika ini bisa dirumuskan
secara matematika, maka gambarannya adalah a x b = xy, yang seharusnya hasilnya
adalah ab, sangat jauh sekali melencengnya. Mungkin kita tertawa karena
menganggapnya lucu. Ataukah kita merasa prihatin? Nah, ini tentu lebih baik
dari pada menertawakan. Setidaknya kita tahu bahwa kejadian itu tidaklah baik. Namun
yang paling baik adalah jika kita mengoreksi diri sendiri, jangan-jangan kita
juga sering menjadi pelaku gosip.
Lalu apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari menjadi
pelaku gosip? Setidaknya kita dapat belajar dan mengembangkan hal-hal berikut:
1. Lebih
banyak mendengar dari pada berbicara dan baru berbicara setelah mendengar.
2. Konfirmasikan
terlebih dahulu kepada yang bersangkutan jika kita menemukan hal-hal yang
menurut kita salah, bukan membicarakannya dengan orang lain kecuali orang yang tepat
dan berwenang untuk membantu menyelesaikan masalah.
3. Biasakan
bicara sesuai fakta yang dilihat bukan yang dikembangkan pikiran sendiri.
4. Pikirkan
dengan matang seberapa perlu hal itu dibicarakan dengan orang lain dan
pertimbangkan berbagai akibat yang mungkin timbul, jangan-jangan malah menjadi bumerang
bagi diri sendiri.
5. Munculkan
kesadaran bahwa ketentraman dalam sebuah komunitas harus dimulai dari diri
sendiri dengan menjaga perkataan serta perbuatan.
Firman Tuhan dalam Roma 12:18 tertulis, “Sedapat-dapatnya,
kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”
Menciptakan perdamaian tidaklah mudah namun kita bisa mengembangkannya mulai
dari hal kecil. Menjaga lidah kita adalah permulaan yang baik yang kemudian
diikuti dengan menjaga sikap.
Kiranya tulisan ini memotivasi kita untuk terus-menerus mengoreksi
dan memperbarui diri agar semakin hari diubahkan menjadi pribadi yang semakin
serupa dengan Kristus di dalam segala kelemahan dan keterbatasan kita. Tuhan
memberkati pekerjaan dan pelayanan kita dari hari ke hari di dalam kasih-Nya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar