KESELAMATAN: KASIH KARUNIA
DAN IMAN
Keselamatan
manusia datang karena kasih karunia Allah, namun hanya bisa diterima oleh
tanggapan manusia melalui iman. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, (Efesus 2:8). Maka
untuk mengerti proses keselamatan, ada dua hal yang harus kita mengerti, yaitu
“kasih karunia” dan “iman”.
Dalam Perjanjian
Lama, Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah kasih karunia dan kemurahan yang
mengasihi umat-Nya bukan karena mereka layak tetapi karena keinginan-Nya
sendiri untuk tinggal setia kepada perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan
Abraham, Ishak dan Yakub. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, kasih karunia adalah
kehadiran Allah melalui Yesus Kristus, yang diberikan kepada orang percaya oleh
Roh Kudus, yang memberikan kemurahan, pengampunan, keinginan serta kuasa untuk
melakukan kehendak Allah (Yoh. 3:16; 1 Kor. 5:10; Fil. 2:13).
Iman berarti
percaya dengan sungguh-sungguh kepada Kristus yang tersalib dan bangkit sebagai
Tuhan dan Juruselamat pribadi kita (Roma
1:17).[1] Iman
kepada Yesus adalah satu-satunya syarat yang diminta Allah untuk keselamatan
kita. Iman bukan saja suatu pengakuan kepada Yesus Kristus, melainkan harus
juga diikuti dengan suatu tindakan sebagai konsekuensi orang percaya yang mau
mengikut Kristus. Iman meliputi pertobatan manusia dari dosa dan berbalik
kepada Allah melalui Kristus. Maka iman harus diikuti dengan penyerahan diri
kepada pengudusan yang dijalani dengan ketaatan pada perintah Allah. Keselamatan
di dalam Kristus ditawarkan kepada semua orang dan menjadi nyata pada
orang-orang tertentu yang telah dipilih-Nya (Ef. 1:4-5), namun tergantung pada pertobatan dan iman kita sewaktu
menerima kasih karunia Allah tersebut.
Keselamatan
(Yun. soteria) berarti “pembebasan”,
“mengantar dengan aman melalui”, dan “menjaga dari bahaya”. Kristus adalah
satu-satunya jalan bagi manusia untuk menuju kepada Bapa di surga. Dalam Rom
1:16 Paulus menulis keyakinannya bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang percaya. Manusia yang mengalami keselamatan akan
menerima pengampunan dosa (Kis 10:43; Rom 4:6-8) dan mengalami proses perpindahan,
yaitu:
· Berpindah
dari kematian rohani ke kehidupan rohani (1 Yoh.
3:14);
· Berpindah
dari kuasa dosa ke kuasa Tuhan (Roma
6:17-23);
· Berpindah
dari kekuasaan Iblis ke kekuasaan Allah (Kis.
26:18).
Keselamatan
disediakan bagi kita oleh kasih karunia Allah, yang diberikan-Nya dalam Yesus
Kristus dengan cara penebusan. Akar kata “penebusan” (Yun. apolutrosis) berarti penebusan dengan pembayaran suatu harga (lih. Ef.
1:7 mengenai jual beli budak). Untuk dapat membebaskan manusia dari ikatan dosa
serta memindahkannya ke dalam kuasa Tuhan, maka manusia harus ditebus dengan
membayar suatu harga tertentu. Kristus membayar harga penebusan ini dengan
mencurahkan darah-Nya serta menyerahkan nyawa-Nya (Mat.
20:28; Mark. 10:45; 1 Kor.
6:20;). Oleh karena upah dosa adalah maut, berarti untuk pembebasan dari dosa
harus ada penumpahan darah (Ibr. 9:22). Melalui
kematian-Nya di kayu salib, Kristus menjadi Korban yang Sempurna untuk
selama-lamanya dan dengan demikian kita ditebus dari upah dosa yaitu maut.[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar