Hidup Bersekutu
Sebagai Anggota Tubuh Kristus
(Eksposisi: EFESUS
2:11-22)
Oleh; Niken
Nababan
Kapita Selekta SBC Perkantas Yogyakarta, 28-30 September 2012
Kapita Selekta SBC Perkantas Yogyakarta, 28-30 September 2012
I.
Keadaan dahulu (ayat 11-12).
A) Ada tembok pemisah antara orang Yahudi dan orang non
Yahudi.
B) Ada tembok pemisah antara orang non Yahudi dengan Allah.
Etimologi
Kata Yahudi berasal dari bahasa Ibrani: שבט יהודה, Shevet Yəhuda, Šḗḇeṭ Yəhûḏāh; bahasa Inggris Tribe of Judah; adalah salah satu dari dua belas suku Israel, keturunan dari Yehuda, putra Yakub dan Lea, menurut catatan Alkitab Ibrani Pada akhirnya ke seluruh bangsa Israel tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut
juga sebagai orang-orang Yahudi dan begitu pula dengan ke seluruh penganut
ajarannya disebut dengan nama yang sama pula.
Yahudiah (Yudaisme)
Yahudiah adalah kepercayaan yang unik untuk
orang/bangsa Yahudi. Inti kepercayaan penganut agama Yahudi adalah wujudnya Tuhan Yang Maha Esa pencipta dunia yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada mereka dan
memilih mereka sebagai cahaya kepada manusia sedunia.
Kitab Suci agama Yahudi menuliskan, Tuhan
telah membuat perjanjian dengan Abraham bahwa dia dan keturunannya akan diberi rahmat apabila
mereka selalu beriman kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yajub, karena Ishak dan Yakub menurunkan bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah bangsa yang
dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti
mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai balasannya, mereka akan menerima
cinta serta perlindungan Tuhan. Tuhan kemudian menganugerahkan mereka Sepuluh Perintah Allah melalui
pemimpin mereka, Musa (bdk. Kej. 49:9-10;
Ul. 33:7)
Sinagoga merupakan
pusat masyarakat serta keagamaan yang utama dalam agama Yahudi, dan Rabi adalah sebutan bagi mereka yang pakar dalam hal-hal
keagamaan.
Adat-adat dan undang-undang penganut Yahudi
Penganut Yahudi mengikuti peraturan dalam
memilih makanan yang tertulis di dalam Taurat yang melarang makan daging babi dan campuran susu dengan
daging. Makanan yang disediakan harus menuruti undang-undang tersebut, dan
daging harus disembelih oleh kaum Rabi, dinamakan kosyer.
Anak laki-laki juga diharapkan untuk disunat
(sewaktu masih bayi) seperti perjanjian Abraham dengan Tuhan. Apabila seorang
anak laki-laki mencapai kematangan dia akandirayakan karena menjadi anggota
masyarakat Yahudi dalam upacara yang dinamakan Bar Mitzvah. Setelah kematian seseorang, orang-orang Yahudi akan
mengadakan satu minggu berkabung di mana mereka membaca Kaddish. Agama dan kemasyarakatan saling berkaitan di dalam
masyarakat Yahudi. Misalnya pengambilan riba/bunga dianggap berdosa sesama kaum Yahudi, tetapi
dibenarkan dengan mereka yang bukan Yahudi.
Perbedaan Yahudi dan non
Yahudi
Yahudi
-
Bersunat (ayat 11;
Kej 17:10)
-
Bangsa pilihan Allah (ayat 12; bdk. Kel. 6:5; 13:21)
- Dekat (ayat 13, 17)
Non Yahudi
-
Tidak bersunat
-
Tidak termasuk
kewargaan Israel (ayat 12)
-
Tidak mendapat
bagian, tanpa pengharapan dan tanpa Allah (ayat 12)
-
Jauh (ayat 13, 17)
-
Najis (Kis.
21:27-31)
Fakta yang menunjukkan tebalnya tembok
pemisah antara Yahudi dengan non Yahudi:
1) Orang non Yahudi disebut sebagai ‘orang yang tidak
bersunat’ (ayat 11).
‘Sunat’ adalah tanda lahiriah, yang menunjukkan
bahwa orang itu berada dalam perjanjian Allah dengan Israel (bdk.Yer.9:26). Tidak
bersunat berarti berada di luar perjanjian Allah. Namun kata-kata Paulus dalam
ayat 11 menunjukkan bahwa ia tidak mementingkan sunat lahiriah, melainkan
‘sunat hati’ (bdk. Rom. 2:25-29 Fil.
3:2-3 Kol. 2:11-13).
2) Orang non Yahudi itu tidak termasuk kewargaan Israel
sehingga tidak mendapat bagian dalam ketentuan yang dijanjikan (ayat 12). Mereka tidak termasuk orang-orang
pilihan Allah.
3) Orang non Yahudi disebut ‘tanpa Kristus’, ‘tanpa
pengharapan’, ‘tanpa Allah’ (ayat 12).
4) Orang non Yahudi disebut ‘jauh’ (ayat 13, 17), sedangkan
orang Yahudi disebut ‘dekat’ (ayat 17).
Istilah ‘jauh’ dan ‘dekat’ sering digunakan
dalam PL (Ul. 4:7; Maz. 148:14; Yes. 49:1;
Yes. 57:19). Israel disebut ‘dekat’ karena Tuhan memberikan
hukum-hukum-Nya kepada mereka (Maz. 147:19-20). ‘Dekat’ dalam
ayat 17 berbeda dengan ‘dekat’ dalam ayat 13. Sekalipun
Israel disebut ‘dekat’, tetapi tetap ada tembok pemisah antara mereka dengan
Allah (ingat tabir pemisah antara ruang suci dengan ruang maha suci dalam Bait
Allah). Tetapi orang non Yahudi mempunyai tembok pemisah yang
lebih tebal lagi, dan karena itu mereka disebut ‘jauh’.
5) Orang non Yahudi disebut anjing oleh orang Yahudi (lihat Mat. 15:26).
6) Adanya tembok pemisah dalam Bait Allah yang memisahkan
tempat ibadah untuk orang Yahudi dan tempat beribadah untuk orang non Yahudi.
Tembok itu tingginya 3 hasta (135 cm), dan bertuliskan: “Pelanggar akan
dihukum mati”.
7) Orang Yahudi menajiskan orang non Yahudi.
Dalam Kis. 21:27-28 tertulis: Ketika
masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari
Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan
menangkap dia, sambil berteriak: ‘Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang
yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan
menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang
Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!’
Nasihat Paulus
†
Mengingat keadaan
dahulu (11). Mengapa?
Perhatikan kata “karena itu”.
àmengacu pada ayat 8-10
Nasihat ini penting supaya mereka :
-
Ingat bahwa
keselamatan hanya didapat oleh karena kasih karunia Allah berdasarkan iman
-
Tidak menjadi
sombong
-
Mengerti bahwa
Allah telah menyediakan rencana yang baik bagi mereka.
PENERAPAN
§ Perlukah kita
mengingat keadaan kita dahulu? Apakah pernyataan ini kontradiksi jika
dibandingkan dengan nasihat Paulus dalam Filipi 3:13?
§ Bagaimana kita
memandang orang-orang di luar Kristen?
II.
Apa yang dilakukan Kristus (ayat 13-18)
Kata-kata ‘darah’ (ayat 13), ‘mati-Nya
sebagai manusia’ (ayat 15), ‘disalib’ (ayat 16), semuanya menunjuk pada
kematian Kristus.
Kristus mati untuk:
1. Membatalkan hukum Taurat (ayat 15; band. Mat. 5:17-18).
Ayat 15 menunjuk pada ‘ceremonial law’, yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan ibadah/kebaktian, seperti: korban
bakaran, sunat, makanan najis, dsb.
Mat. 5:17,18 menunjuk pada ‘moral law’, yaitu hukum-hukum yang
berhubungan dengan kehidupan moral, seperti 10 hukum Tuhan.
2. Meruntuhkan tembok pemisah antara Yahudi dan non Yahudi
(ayat 14).
3. Meruntuhkan tembok pemisah antara Allah dan manusia (ayat 13
- hanya untuk non Yahudi; ayat 16,18 - untuk Yahudi dan non Yahudi).
4. Yahudi dan non Yahudi diciptakan menjadi ‘satu manusia
baru’ (ayat 15b). ‘Satu manusia baru’ ini berarti ‘semua orang Kristen
ditinjau sebagai suatu kesatuan’.
5. Memberitakan dan mengadakan damai dan sejahtera (ayat
17).
Pemberitaan damai di sini ditujukan kepada
pelayanan Tuhan Yesus melalui rasul-rasul dan orang-orang kristen yang lain
(band. 2 Kor. 5:18-21). Damai sejahtera diberitakan bukan sekedar untuk
diketahui, melainkan benar-benar diwujudkan
secara nyata melalui pengorbanan Kristus yang sangat mahal.
Dosa memisahkan manusia dengan Allah dan
dengan sesamanya. Tetapi ketika kita percaya kepada Kristus, dosa kita dibereskan,
maka tembok pemisah antara kita dengan Allah hancur. Kita menjadi ‘dekat’ (ayat
13) dengan Allah. Kalau dua orang manusia percaya kepada Kristus, maka bukan
hanya tembok pemisah antara mereka dengan Allah yang dihancurkan, tetapi juga tembok
pemisah antara mereka berdua. Mereka mendekat kepada Allah, maka mereka menjadi
dekat satu dengan yang lain. Makin dekat hubungan kedua orang itu dengan Allah,
makin dekat hubungan mereka satu sama lain.
PENERAPAN
§ Apakah tembok
pemisah antara diri kita dengan Allah telah benar-benar roboh?
§ Apakah tembok
pemisah antara kita dengan saudara seiman telah benar-benar roboh? Jika kita
sudah dipersatukan oleh Kristus, mengapa masih ada pertengkaran di antara
orang-orang Kristen?
DI MANAKAH “AKU” BERADA?
Jika tembok pemisah
antara kita dengan Allah telah benar-benar roboh, seharusnya hidup kita
sepenuhnya ada di dalam Kristus. Segala hal kita serahkan untuk dipimpin Roh
Kudus, bukan hanya sebagian saja dari hidup kita.
III.
Keadaan sekarang (ayat 19-22)
Gereja/orang-orang Kristen
(baik Yahudi maupun non Yahudi) digambarkan sebagai:
A. Kawan sewarga dalam kerajaan Allah (ayat 19a).
B. Anggota keluarga Allah (ayat 19).
C.
Dibangun di atas
dasar para rasul dan para nabi (ayat 20).
ü ‘rasul-rasul’ dan ‘nabi-nabi’ à Ini bukan ditujukan kepada pribadinya/orangnya; juga
tidak pada jabatannya, tetapi pada ajarannya, yaitu Firman Tuhan dan
pengakuannya tentang keTuhanan Yesus.
ü Kristus sebagai batu penjuru àGereja yang benar harus berdasar dan berpusat pada
Kristus dan Firman Tuhan (band. Ef. 4:15).
D. Menjadi bait Allah, tempat kediaman Allah (21-22; bdk. 1 Kor. 3:16).
ü ‘bait Allah’ àSeluruh orang Kristen digambarkan sebagai bait Allah (band.
1 Kor. 3:16; 6:19, ‘setiap orang Kristen’ disebut sebagai Bait Allah). Setiap
orang Kristen adalah batu yang menyusun Bait Allah. Dahulu orang-orang Yahudi
dan non Yahudi beribadah dalam Bait Allah secara terpisah (dipisahkan oleh
dinding/tabir pemisah), maka sekarang bukan saja tidak ada dinding pemisah, tetapi
mereka bahkan berkaitan erat satu sama lain menjadi batu-batu penyusun Bait
Allah. Kristus sudah menghancurkan dinding pemisah itu dan menghendaki semua
orang Kristen menjadi “satu”, yaitu:
o Satu Roh (1
Kor. 12:13)
o Satu di dalam Kristus Yesus (Gal 3:28)
o Semua sama oleh Kristus (Kol.
3:11)
Tetapi seringkali orang Kristen membangun
kembali dinding pemisah itu (band. Gal. 2:11-14 dan Kis. 15). Dinding
pemisah terbentuk karena adanya:
o perbedaan bangsa/suku bangsa.
o perbedaan status ekonomi.
o perbedaan kedudukan.
o perbedaan aliran gereja.
o perbedaan usia.
o perbedaan jenis kelamin.
PENERAPAN
- Bagaimana
manifestasi keempat hal tersebut di atas?
IV.
Mengapa
harus bersekutu
A.
Keinginan Allah melalui
kematian Kristus (ayat 15)
B.
Pertumbuhan hanya
terjadi di dalam persekutuan (ayat 21-22)
C.
Menjadi bagian dari bangunan/tubuh yang tidak dapat melepaskan diri (band.
1 Kor. 12:12, 18, 27)
V.
Syarat
hidup dalam persekutuan
A.
Menjadikan Kristus
sebagai batu penjuru (ayat 20; bdk. 1
Ptr. 2:2-7; 1 Kor. 3:11)
B.
Menjadi bagian dari
bangunan/tubuh yang tidak dapat melepaskan diri (ayat 22; bdk. 1 Kor. 12:12,
18)
C.
Bersedia dibangun
agar bertumbuh (ayat 22; band. Ef. 4:15)
D. Bersedia diikat menjadi satu di dalam kasih (lihat Ef.
4:16)
Pembangunan orang Kristen/jemaat, bukanlah menjadi
tujuan akhir untuk dirinya sendiri, tetapi untuk kesempurnaan bait Allah, yaitu
penyataan kemuliaan Allah yang semakin besar dari hari ke hari. Kemuliaan Allah
akan terpancar dari orang-orang Kristen yang bertumbuh dewasa kerohaniannya, yaitu
semakin memiliki karakter seperti Kristus (lihat Ef. 4:15).
Pertumbuhan tubuh berasal dari Kristus. Ia
adalah kepalanya. Hal itu telah dikatakan dalam pasal 1:22. Pertumbuhan tubuh
Kristus bukan hanya menjadi tanggung-jawab rasul-rasul, nabi-nabi,
pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar saja (pasal
4:11-12), melainkan mencakup seluruh “orang kudus" dan “anggota keluarga
Allah” (ayat 19), yang harus mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah dan yang harus melakukan kebenaran dalam segala hal (pasal
4:13-15).
Tubuh Kristus, dalam
Efesus 4:16, digambarkan seperti tubuh manusia yang merupakan kesatuan organis
dari jemaat.Setiap anggota tubuh tersusun dengan rapi dan diikat menjadi satu
oleh peran sendi-sendinya. Kalimat “oleh pelayanan semua bagiannya”
diterjemahkan dari bahasa Yunani: dia poses haphês tês epikhorrêgias, yang secara literal berarti: “oleh
provisi/pemberian/peran segala sendinya” (band. Kolose 2:19). Peran atau
pelayanan sendi ini disesuaikan dengan kekuatan (kat energian) menurut ukuran setiap anggota tubuh (en metrôi henos hekastou merous).
Kasih Kristus telah membuat tubuh menjadi suatu keseluruhan; yang mengikat segala sendi tubuh dengan erat dan menghubungkan sendi-sendi itu menurut fungsinya masing-masing dan yang memberikan kekuatan kepada tiap-tiap sendi untuk memberikan pelayanannya kepada seluruh tubuh. Susunan yang kompleks dan yang harmonis dari tubuh, yang membangun diri sendiri itu, dapat menjelaskan kepada tiap-tiap orang, bagaimana caranya kasih Kristus dalam segala bagiannya mengerjakan pembangunan jemaat.Sungguh pun pertumbuhan ini tidak dapat kita analisa dan pahami seluruhnya, kita mendapat bagian di dalamnya oleh penyerahan diri kita kepada perbuatan dan kehendak Tuhan.
Perhatikan kesempurnaan tubuh. Betapa hebatnya setiap bagian itu pas satu sama lain. Karena itu tubuh manusia merupakan gambaran yang sangat bagus mengenai tubuh Kristus.Tidak mungkin semua orang menjadi bagian yang lebih penting, sebab semua bagian sangat penting. Semua bagian memiliki peranannya sendiri (band. 1 Korintus 12 dan Roma 12).
PENERAPAN
§ Di manakah kita tempatkan
Kristus dalam “bangunan” kita?
§ Bersediakah kita dibangun dan
membangun di dalam persekutuan anak-anak Allah sebagai anggota tubuh Kristus?
Referensi:
Ch Abineno, Surat Efesus, BPK Gunung
Mulia, 2001, hlm 111-143.
Tafsiran Alkitab Masa Kini 3
Ensiklopedi Alkitab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar